Hidup Sehat Dengan Ramuan Ala Nusantara
Zaman dulu, terutama
di daerah pedesaan dapat dengan mudah dijumpai lahan-lahan kosong, baik yang
disekitar rumah penduduk, maupun yang letaknya jauh dari rumah penduduk. Tidak
heran jika tiap rumah, masing-masing memiliki halaman depan dan atau halaman belakang.
Kala itu, jika tidak sengaja lewat, atau memang menyempatkan diri untuk
singgah, kemungkinan besar akan menemui berbagai tanaman di sekitaran rumah penduduk. Memang orang-orang kala itu lebih suka tidak
membiarkan lahan sekitar rumahnya dibiarkan begitu saja.
Berbanding terbalik
dengan banyaknya lahan yang masih tersedia, kala itu, tenaga medis dan ilmu
kedokteran modern justru menjadi komoditas yang sangat langka. Tenaga dan
peralatan medis masih sangat minim. Bukan hanya itu, perusahan farmasi pun tak
semarak seperti saat ini. Namun bukan berarti orang-orang masa itu tumbuh
menjadi pesakitan. Mereka mampu memenuhi kebutuhan kesehatanya melalui lahan
yang ada di sekitar rumah. Mereka menanami lahan di sekitar rumahnya dan
mengolahnya menjadi ramuan sederhana yang penuh khasiat yang bukan hanya
menyembuhkan penyakit, tetapi juga menyehatkan. Jamu.
Jamu hidup bukan hanya
di dapur-dapur penduduk, tetapi di pinggir-pinggir jalan serta di pasar juga
dapat dijumpai penjual jamu. Kamu pasti pernah melihat tukang jamu gendong. Pedagang
jamu keliling yang menjajakan jamu dengan cara digendong (dipanggul menggunakan
kain). Berjalan mengelilingi perkampungan dengan bakul berisi botol-botol jamu.
Khasiat jau yang bermanfaat bagi kesehatan itu dapat diperoleh setiap harinya.
Sayang sekali,
sekarang ini, minum jamu bukan lagi menjadi tradisi yang digemari. Terutama
oleh kalangan muda. Padahal jika kebiasaan minum jam uterus dijaga, banyak
sekali manfaat yang dapat kamu peroleh diantaranya; jika kamu sedang lelah kamu
bisa mengkonsumsi jamu beras kencur, jika badanmu terasa pegal-pegal dan linu
bisa diatasi dengan minum jamu cabe puyang, untuk menurunkan tekanan darah
dapat menggunakan jamu kudu laos, dan masih banyak lagi. Menyehatkan sekali
bukan?
Meskipun begitu, bukan
berarti generasi masa kini tidak dapat memperoleh khasiat jamu. Pun bahan-bahan
membuat jamu juga dapat didapatkan dengan mudah dipasar tradisional. Selain itu
koranya perlu bagi generasi muda untuk kembali mempelajari bagaimana pengolahan
jamu yang baik. Bukan hanya itu inovasi di berbagai bidang juga diperlukan
dalam mempertahankan keberlangsungan olahan ramuan nusantara ini.
Saat ini, telah hadir
berbagai inovasi terkait produksi jamu. Jamu saat ini tidak lagi sekedar dapat
dibeli tari tukang jamu keliling, lebih dari itu saat ini telah bermunculan
berbagai produk-produk jamu kemasan. Produk jamu kemasan tersebut bisa
dijadikan sebagai rujukan yang sederhana jika ingin mengkonsumsi jamu secara
instan. Bukan hanya itu, untuk mempopulerkan kembali tradisi minum jamu, kini
juga dapat dijumpai kafe-kafe modern yang menyuguhkan jamu sebagai menu
andalannya. Layak dicoba bukan? Terutama untuk generasi muda, minum jamu
bukanlah hal yang kuno, tetapi salah satu cara membudayakan kebiasaan lama.
Apalagi jika jamu disajikan di kafe modern, hits iya, sehat juga iya.
Jadi tungu apa lagi,
tidak ada salahnya jika menjadikan jamu sebagai menu pemanis buka puasa.
Komentar
Posting Komentar